Minggu, 30 September 2007

SOEHARTO

Soeharto
By Tessa Simahate

Soeharto, mendengar nama ini seluruh rakyat Indonesia dan penduduk dunia mengetahui bahwa ia adalah salah satu pimpinan negara besar. Bapak yang satu ini memimpin negara Indonesia dalam jangka waktu cukup lama yaitu 32 tahun dan terus terpilih dalam beberapa kali pemilihan umum dengan perahu besarnya yang bernama golkar.

Pada tahun 1998 seorang soeharto jatuh dalam tuntutan yang disuarakan oleh golongan muda Indonesia secara serentak di seluruh daerah di Indonesia, mulai dari saat itu hidup soeharto tidak lagi tenang seperti sediakala. hujatan, makian, justifikasi, terus mendera dirinya baik dari masyarakatnya maupun masyarakat internasional. Bahkan institusi sekelas PBB dan bank dunia yang harusnya concern terhadap ekonomi dan kemanusiaan mengeluarkan statement yang tidak pada tempatnya, bahwa PBB adalah institusi dunia yang concern terhadap semua permasalahan yang di hadapi bangsa-bangsa itu memang menjadi tugasnya tetapi PBB sebagai suatu institusi tidak berhak mengeluarkan statement tentang kekayaan pribadi seorang pimpinan atau bekas pimpinan suatu bangsa dimana pada saat yang berasamaan tuntutan yang dilayangkan soeharto pada majalah ‘time’ asia yang mengulas tentang kekayaan pribadi soeharto pada artikel yang berjudul ‘family firm empire’ telah dimenangkan oleh pengadilan tinggi dan majalah kelas dunia ini harus membayar ganti rugi pada pihak soeharto sebesar 2 milyar rupiah.

Terlepas dari semua itu soeharto hanyalah seorang manusia, seorang suami yang ingin membahagiakan istrinya, seorang ayah yang ingin membahagiakan anaknya, seorang kakek yang tidak ingin cucunya kekurangan apapun, seorang abang yang ingin adiknya hidup berkecukupan, tetapi pada saat yang sama dia harus menjadi seorang presiden dan bapak negara yang harus memikirkan kelangsungan hidup masyarakatnya, mengentaskan kemiskinan yang berhasil di tekan menjadi 11 % pada masa pemerintahannya, melanjutkan pembangunan yang sedang di upayakan negara, menjaga agar negara yang secara geografis besar ini bisa tetap menjadi negara besar tidak saja geografisnya tetapi juga sumbangsihnya terhadap dunia, menjaga nama baik negara di hadapan dunia dan lebih dari itu sebagai bapak negara presiden di tuntut menyelesaikan permasalahan negara yang semakin kompleks pada saat itu.

Apakah masyarakat Indonesia tidak melihat sisi baik dari seorang soeharto, apakah hanya karena nila setitik rusak susu sebelanga, toh negara Indonesia tidak pernah semakmur pada saat soeharto memerintah, masyarakat Indonesia harus belajar pada sejarah rusia yang menjatuhkan tsarnya yang dianggap tidak memimpin dengan baik dan ternyata pasca kejatuhan tsar tersebut rusia pun tidak pernah lagi semakmur dan sedamai pada saat tsar tersebut memimpin dan rakyat rusia menyesali hal tersebut. Jika Indonesia tidak menginginkan kejadia serupa maka maafkanlah seorang soeharto, sebagai pribadi, sebagai masyarakat dan sebagai korban penyelewengannya.

Kamis, 06 September 2007

C I N T A
apa arti sebenarnya dari kata ini?

Apa cirinya?

Ketika cinta ini menyapa maka semua terasa indah, tetapi ketika cinta berlalu maka semua akan menjadi mimpi buruk?

Untuk apa cinta ini sebenarnya? Apakah hanya berupa proses atau sendi kehidupan yang tidak bisa terpisahkan dari diri seorang manusia.?

Kenapa jika cinta yang satu tumbuh itu akan membunuh cinta yang lain,?

Kenapa seseorang tidak bisa mencintai orang – orang sekelilingnya tanpa harus mengorbankan satu cinta?

Kenapa orang ynag mengalami proses ini sering kali terlihat egois,?

Kenapa ini terjadi pada semua orang, semua zaman, semua bangsa tanpa terkecuali?.

Bagi sebagian orang kenapa mencintai tidak bisa hanya mencintai tanpa harus berfikir siapa dia, siapa leluhurnya, siapa keluarga besarnya?

Kenapa bagi sebagian orang mencintai harus menjadi beban yang sangat berat sehingga memutuskan untuk tidak mencintai lagi?

Kenapa terkadang cinta dijadikan alat untuk meraih kekuasaan?

KENAPA………..?????

Rabu, 05 September 2007

perempuan

Perempuan
By Tessa Simahate

Allah menciptakan manusia menjadi dua jenis yaitu perempuan dan laki-laki, agar terdapat keseimbangan dalam hidup, ketika salah seorang dari mereka membutuhkan perlindungan maka yang lain akan melindungi, ketika yang lain membutuhkan tempat untuk bersandar maka pasangannya akan menjadi tempat bersandar paling sempurna,

Tapi pada kenyataannya sekarang adalah tidak ada keseimbangan dalam hidup, laki-laki lebih mendominasi dalam mengambil keputusan sedangkan perempuan hanya menjadi follower bahkan objek bagi keputusan tersebut dan perempuan tidak berani membantah jika keputusan itu dia anggap kurang tepat. Inilah gambaran dunia modern sekarang.

Tahun 2004 ketika acara oprah winfrey show menayangkan apa yang terjadi pada perempuan di afrika, cina, India bahkan amerika sendiri mereka yang menonton pasti miris menyaksikan bagaimana perempuan tidak di muliakan di semua belahan dunia,di afrika perempuan di paksa bertunangan ketika umur delapan tahun dan menikah umur sepuluh tahun dan boleh digauli oleh suaminya ketika mereka pertama kali mendapatkan menstruasi pada umur rata-rata tigabelas tahun, al hasil mereka melahirkan dalam kondisi tubuh yang belum siap untuk melahirkan, panggul mereka masih terlalu kecil dan vagina mereka belum matang sehingga mereka harus menahan sakitnya melahirkan selama empat hari, dan biasanya bayi mereka sudah meninggal pada saat itu, ini berlangsung sampai anak ke empat sampai lima baru setelah anak ke enam mereka baru bisa melihat bayi mereka yang hidup karena pada saat mereka telah melahirkan anak ke enam umur mereka sudah mencapai delapanbelas sampai sembilan belas tahun sehingga fisik mereka sudah siap untuk proses tersebut.

Lain halnya di cina, di negar ini terdapat budaya perempuan yang mempunyai kaki yang kecil boleh di nikahi oleh pejabat negara, maka setiap keluarga berlomba lomba menyakiti dan ‘memperkecil’ kaki anak perempuan mereka, caranya mirip seperti alat yang sering di gunakan untuk merapikan gigi tapi di bentuk seperti yang diinginkan pemakai, setelah itu perempuan itu harus memakai sepatu besi ini selama 4 tahun dari umur lima sampai sembilan tahun, perempuan-perempuan ini di paksa berjalan dan beraktifitas dengan sepatu besi tersebut dan setiap hari harus di panaskan agar cepat terbentuk, dan hasilnya jari-jari dan tulangnya tidak terbentuk secara sempurna melainkan mengikuti bentuk sepatu besi tersebut dan ini melewati fase yang sangat menyakitkan dan infeksi yang berkepanjangan.

Di India, perempuan yang hendak menikah harus memberi mahar pada keluarga calon suami, dan sadisnya ketika umur perkawinan mencapai tiga sampai empat tahun mahar kembali akan diminta oleh keluarga suami sebagai bayaran karena telah tinggal di rumahnya, apabila mahar ini tidak di berikan maka sang istri akan di bakar hidup-hidup dan ironisnya angka kematian akibat di bakar suami jauh lebih tinggi daripada angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas. Dan pemerintah tidak bisa melakukan apapun karena mereka tidak mengakui dibakar hidup-hidup oleh suami dan pihak keluarga juga menutupi krn itu dianggap aib.

Apa yang terjadi dengan perempuan, di saat satu perempuan berhasil menjadi pembuat kebijakan malah kebijakan yang di buat menempatkan perempuan lain dalam kesulitan, merasa di jajah di dunia yang merdeka, merasa disiksa di tempat yang seharusnya dia disayang dan merasa sendiri di tempat yang seharusnya dia di lindungi,

Kenapa kebudayaan menempatkan perempuan dalam kelemahan, pihak minoritas, dan pihak inferior pihak yang selalu menjadi nomor dua, padahal keseimbangan bisa terjadi apabila perempuan dan laki-laki sadar posisi mereka equal, tidak ada pekerjaan perempuan dan laki-laki yang ada hanya sesame manusia yang saling membantu saling membutuhkan dan saling mengisi. Now its time to full fill life with balancing and equality and differences are part of life and there is no majority and minority.


Kamis, 30 Agustus 2007


Manusia : Alat pemuas orang lain atau diri sendiri

“Tujuan hidup” mendengar kata ini pasti kita semua punya persepsi sendiri dan berbeda satu sama lain. Ada yang berpendapat itu yang harus dikejar, ada juga yang berpendapat untuk apa dipikirkan, sebagian ornag lagi berpendapat jalankan saja hidup init toh Allah sudah membuat takdir untuk kita, segelintir orang malah berpendapat jika kita sudah sampai pada tujuan hidup maka hidup sudah lengkap tp bagi sebagian orang anti kemapanan adalah tujuan hidup mereka.
Tapi apakah kita pernah tahu apa sesungguhnya tujuan hidup, pernahkah kita bertanya pada diri sendiri apa sebenarnya yang kita inginkan dalam hidup, apakah tamat dengan cepat kemudian menikah, atau tamat kemuadian mencari kerja dan bekerja, atau tamat tetap di kampus dan mengurusi komunitas kampus yang pernah kita ikuti, atau tamat dan menjadi penjilat pejabat dengan mengatasnamakan komunitas mahasiswa sebagai kedok.
Begitu banyak peran yag dilakukan oleh manusia untuk bertahan hidup, tp apakah itu yang kita inginkan, apakah itu hakekat hidup sebenarnya, apakah tujuan hidup, dan apa sebenarnya tujuan Allah menciptakan manusia. Apakah yang kita jalani sekarang ini merupakan wujud dari diri kita sebenarnya?.
Dunia dan masyarakat sudah membuat parameter sendiri mana yang di katakana sukses dan tidak, apakah terpilih menjadi pemimpin organisasi adalah suatu kesuksesan atau apakah mendapat IPK “tiga koma” itu dikatakan pintar tanpa harus tahu prakteknya? Dan sayangnya kita sendiri patuh pada parameter yang di buat oleh masyarakat itu, kita merasa puas apabila telah mencapai IPK tinggi, dan kita melihat kemenangan menjadi pemimpin adalah kemenangan bukan suatu amanah, tp pernahkah kita bertanya pada hati kecil kita apa bedanya kalau kita tidak bisa membawa diri, kalau kita hanya bisa mengandalkan orang tua bahkan untuk tahu keinginan kita, orang tua yang menentukan kita harus apa dan bagaimana, untuk semua itu ternyata manusia hanya wayang yang yang diatur oleh dalang yang notabene adalah sistem yang ironisnya di buat oleh wayang- wayang yang pintar.
Akhirnya kita semua adalah boneka yang dijalankan oleh system dan kita patuh pada rutinitas yang sama setiap hari tanpa tahu apakah benar itu yang kita inginkan atau kita hanya terbawa oleh parameter yang ada, manusia sesungguhnya adalah alat pemuas bagi manusia lain, ketika kuliah mahasiswa adalah alat pemuas dosennya, dan ketika memasuki dunia kerja bawahan adalah alat pemuas bos nya, keadaan di rumah mungkin tidak beda jauh anak adalah alat pemuas bagi orang tua. Apakah ini yang kita inginkan, let’s ask to your deepest heart.

By Tessa SimahateSaran dan kritik mengenai tulisan Hub : Simahate82@ Yahoo.co.idI’ll be waiting for your visit to my email

Diposting oleh simahate di 22:04 0 komentar
Posting Lebih Baru Home
Berlangganan: Posting (Atom)
EKSPLOITASI
By Tessa Simahate

Persoalan dunia tidak pernah dan tidak akan ada habisnya, tapi ada satu persoalan yang harus terus diperhatikan, ‘eksploitasi’ masyarakat pasti akrab dengan istilah ini istilah ini mulai berkembang beberapa tahun belakangan ini, istilah ini menjadi negatif seiring banyaknya pemberitaan di media massa.

Eksploitasi di dunia sudah berlangsung dari awal peradaban, ini bisa dilihat dari perbudakan pada zaman sebelum masehi sampai saat ini, dan terjadi di semua belahan bumi, di Amerika Abraham Lincoln sudah berjuang demi persamaan hak dan mengecam tindakan eksploitasi tanpa membedakan ras, suku, gologan, dan warna kulit, perjuangannya mendapat respon positif dan pada akhirnya dihapuskanlah perbudakan di Amerika.

Perjuangan Amerika ikut mempengaruhi eksploitasi manusia di dunia, masyarakat dunia percaya dengan berhasilnya perjuangan Abraham Lincoln, maka isu eksploitasi ini selesai, tapi masyarakat salah, perjuangan ini belum selesai bahkan bertambah rumit, jumlah ekploitasi manusia terus bertambah seiring waktu, ada yang di lakukan secara gamblang tetapi ada juga yang dilakukan dengan topeng yang legal tapi apapun bentuknya tindakan itu tetaplah salah.

Bosnia, di negara ini anak-anak di bawah umur 14 tahun sudah dikenakan wajib militer dan diajari memegang senjata laras panjang sekaligus bagaimana cara membidik dengan benar, di negara bekas kawasan skandinavia wanita dan anak-anak di pekerjakan di pabrik minuman keras dan tidak di bayar sesuai standart, di cina perempuan di berdayakan sebagai buruh pengurai sampah elektronik dari negara maju dan tidak di bayar dengan layak padahal resiko pekerjaan mereka sangat tinggi, lain halnya di negara indonesia, di sini wanita di pekerjakan sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dan di ekspor ke negara lain tanpa kemampuan yang memadai yang hasilnya mereka hanya bisa menjadi PRT (Pembantu Rumah Tangga). Apakah pemerintah bingung menciptakan lapangan pekerjaan bagi mereka atau pemerintah sudah kehabisan akal mencari aset negara manalagi yang harus di jual ke investor asing jadilah TKI sumber daya non migas indonesia yang paling banyak mendatangkan devisa negara. Atau agen-agen yang berkedok agen TKI yang kemudian menjebak perempuan di bawah umur sebagai pelayan bar dan perempuan penghibur.

Persoalan-persoalan di atas merupakan gambaran kecil eksploitasi yang tersebar di seluruh dunia dan masyarakat seolah menutup mata akan masalah ini dan membenarkan atas nama kebutuhan hidup dan urusan perut, tapi apakah anda juga bagian dari mereka yang tidak perduli, ini bukan lagi isu gender bagi aktivis perempuan dan bukan juga masalah hak-hak anak bagi aktivis anak tapi ini adalah isu global yang sudah harus sangat diperhatikan, mereka bisa saja keluarga anda, tetangga dan kerabat anda, tapi lebih dari itu mereka adalah satu dari sekian puluh juta penduduk dunia seperti juga anda, tapi nasib mereka kurang beruntung karena berada dalam situasi yang tidak mereka inginkan, apakah anda akan diam saja, sebagai salah satu penduduk dunia yang perduli ini saatnya bertindak. J.F Kennedy pernah mengatakan, “if not now when? If not me who?” Kata-kata ini yang harus di tanamkan dalam diri masing-masing individu, selanjutnya bagaimana anda menginteprestasikannya.